Festival Banceuy 2018 : Membuka Pintu Dalam Balutan Kearifan Kampung Adat


Langit terlihat mendung di minggu pagi ini, mungkin sudah kembali masuk ke musim penghujan di bulan ber-akhiran "ber" ini setelah beberapa tahun cuaca yang tidak stabil merubah prakiraan musim hujan atau kemarau. Sambil menyalakan sepeda motor, saya coba kontak beberapa rekan yang berdomisili di daerah Subang untuk memastikan titik bertemu nanti. Tapi beberapa nomor saya hubungi masih belum tersambung, dan akhirnya saya berinisiatif berangkat terlebih dahulu.

Hari ini merupakan acara puncak Festival Banceuy 2018. Kampung Adat Banceuy ini merupakan satu-satunya kampung atau desa adat yang berada di Kabupaten Subang Jawa Barat. Dan berbicara tentang kampung adat ini merupakan kampung adat ketiga yang pernah saya kunjungi setelah kampung adat Sinarresmi Sukabumi, dan Kampung adat Paseban Kuningan.

Baca juga : SERUNYA MEMPERINGATI HARI KEMERDEKAAN DI KAMPUNG ADAT CIREUNDEU

                              

Ada keunikan tersendiri yang saya sukai dari kampung adat yang membuat saya menjadikan kampung adat sebagai target tujuan traveling saya ke beberapa daerah di Jawa Barat dan menjadi list wajib untuk dikunjungi. Menuju kampung adat Banceuy ini sedikit tidak terlalu sulit untuk menemukan nya. Walaupun tanda petunjuk arah yang minim tetapi masih lebih mudah dengan mengandalkan bertanya langsung kepada warga sekitar.

Saya mengambil jalur dari Jalancagak Subang setelah bundaran tugu nanas ke arah Kasomalang, 50 meter dari situ ada jalan raya di samping puskesmas Jalancagak dengan plang STKIP STIMIK Subang. Tertulis jarak menuju kampung adat Banceuy hanya 10 KM (setelah saya lihat di odometer motor ternyata hampir 16 KM).

Melewati jalan perkebunan teh yang lumayan bagus, bertanya beberapa kali kepada warga dan tukang ojeg yang sedang berkumpul di pangkalan sambil menceritakan gosip terkini di tempatnya tinggal. Akhirnya saya bisa menemukan gerbang bertuliskan "Selamat Datang di Kampung Adat Banceuy".

Tepat ketika saya sampai acara pembukaan Festival Banceuy baru saja akan dimulai. Diiringi tabuhan kesenian durkeung, rengkong dan kuda ronggeng para rombongan tamu undangan disambut meriah oleh warga kampung adat Banceuy.


Sambil menikmati sajian "beubeutian" dan minuman bandrek hangat serta tabuhan kesenian celempung dan dogdog, para tamu undangan yang datang dari Balai Konservasi Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Disporapar Kabupaten Subang, Disdikbud Kabupaten Subang, Camat Ciater, Danramil Ciater, Kades Sanca, serta perwakilan dari PKPU serta PT.Aqua sebagai sponsor kegiatan ini.

Acara Festival Banceuy ini merupakan bentuk promosi warga masyarakat kampung adat Banceuy beserta kompepar kampung Banceuy guna lebih memperkenalkan keberadaan, adat istiadat, serta potensi yang ada di wilayah kampung adat Banceuy baik itu potensi pariwisata alam nya maupun kearifan lokal. Dalam kesempatan itu juga sekaligus dilaksanakan penandatanganan dan peresmian kompepar Kampung Adat Banceuy.


Karena kampung adat Banceuy ini kaya akan berbagai potensi seperti sajian kuliner yang khas Banceuy mulai dari kue satu, ranginang katumbiri, Sambal tongtolang, dan sambal papagan. Dari alamnya ada curug bentang, leuwi lawang dan hutan adat Banceuy. 


Perlu kepedulian dari seluruh element masyarakat dan pentahelix pariwisata untuk memajukan serta mempromosikan keberadaan kampung adat Banceuy ini. Bukan hanya sekedar melaksanakan kegiatan Festival seperti sekarang ini saja, karena begitu banyaknya kearifan lokal yang masih digunakan disini seperti hajat ruwat bumi yang merupakan acara syukuran tahunan warga kampung adat Banceuy yang bila dikemas dan dipromosikan bisa mendatangkan para wisatawan baik dalam maupun mancanegara.


Semoga perjalanan saya sendiri untuk mengunjungi kasepuhan atau kampung adat yang ada di Jawa Barat khusunya atau bahkan di Indonesia bisa mengambarkan sedikit kekayaan budaya leluhur bangsa kita kelak melalui sebuah tulisan. Aamin.

Komentar

  1. Seru ya jalan-jalan ke kampung adat gitu. Jadi pengen deh ih.
    Btw, pentahelix pariwisata itu apa, Kang?

    BalasHapus

Posting Komentar