Situs Guha Pawon kerjasama dukung gerakan literasi


Saat ini makin banyak sekolah sekolah yang menerapkan sistem pola belajar diluar kelas (outing class). Selain untuk mencegah kebosanan dalam kegiatan belajar mengajar, outing class ini banyak memberikan manfaat baik untuk para siswa, pengajar2, ataupun pihak sekolah dan tempat pelaksanaan kegiatan.

Itu merupakan suatu bentuk simbiosis mutualisme yang bisa menjadi solusi bahkan win win solution kalau menurut saya. Disatu sisi pihak sekolah disediakan fasilitas oleh pihak pengelola tempat, disisi lain pemilik tempat bisa mendapat pemasukan serta terbantu promosi secara tidak langsung.
Salah satunya yang diterapkan di SMP Negeri 3 Cipatat Kabupaten Bandung Barat, pihak sekolah bekerjasama dengan pengelola situs purbakala Guha Pawon untuk melakukan kegiatan outing class bagi siswa siswi kelas IX.

Menurut Kepala sekolah SMP Negeri 3 Cipatat Ati Rosmiati, S.Pd, M.Pd pihaknya sangat mendukung sekali kegiatan belajar outing class ini. Karena selain memberikan pengalaman yang baru bagi siswa, juga bisa mengasah kemampuan adaptasi, kerjasama serta analisa siswa ketika berinteraksi di alam bebas.
Proses pembelajaran menggunakan alam sebagai media dipandang sangat efektif dalam knowledge management dimana setiap orang akan dapat merasakan, melihat langsung bahkan dapat melakukannya sendiri, sehingga transfer pengetahuan berdasarkan pengalaman di alam dapat dirasakan, diterjemahkan, dikembangkan berdasarkan kemampuan yang dimiliki.

Pendidikan luar kelas tidak sekedar memindahkan pelajaran ke luar kelas, tetapi dilakukan dengan mengajak siswa menyatu dengan alam dan melakukan beberapa aktivitas yang mengarah pada terwujudnya perubahan perilaku siswa terhadap lingkungan melalui tahap-tahap penyadaran, pengertian, perhatian, tanggungjawab dan aksi atau tingkah laku.
Apalagi kegiatan ini dilaksanakan di situs sejarah Guha Pawon yang notabene masih satu wilayah Kecamatan Cipatat, sehingga selain mendorong para siswa untuk mengenal sejarah dari Guha Pawon, para siswa juga bisa lebih mencintai dan mempunyai rasa memilik akan aset wisata yang ada di daerahnya.

Seperti kita ketahui di situs purbakala Guha Pawon ini diibaratkan sebagai perpustakaan alam bagi semua masyarakat. Menurut ketua pokdarwis Guha Pawon Ibu Yetty Laelawaty tidak hanya ilmu kepurbakalaan saja yang bisa didapat disini, tetapi ada 11 macam keilmuan yang bisa didapatkan dari berkunjung ke Guha Pawon.
Dengan dilaksanakan nya kegiatan outing class untuk para siswa dari berbagai sekolah diharapkan bisa menambah effort bagi  program Literasi yang sedang dikampanyekan di Bandung Barat khususnya bisa mendorong situs purbakala Guha Pawon menjadi destinasi wisata unggulan di kecamatan Cipatat.

Kegiatan yang berlangsung tanggal 12 Februari 2019 ini diikuti sekitar 210 orang siswa siswi SMP Negeri 3 Cipatat dengan didampingi para guru serta wali kelas. Acara dimulai dengan melakukan kegiatan membaca selama 10 menit yang menjadi kegiatan rutin di SMP Negeri Cipatat ini. Kemudian para siswa diajak untuk masuk ke dalam lokasi situs Guha Pawon yang usianya sudah ratusan bahkan jutaan tahun lamanya.
Di dalam Guha Pawon ini ternyata dihuni oleh kelelawar pedan jawa (Nycteris javanica) yang merupakan hewan endemik Guha Pawon. Kelelawar pedan jawa ini termasuk binatang yang sudah sangat jarang ditemui. Jumlah nya pun yang sekarang mendiami dinding atap Guha Pawon hanya sekitar 200 ekor saja. Dan disarankan ketika akan memasuki area Guha Pawon kita harus mempersiapkan masker penutup hidung karena dari mulai tangga pintu masuk pun sudah tercium aroma menyengat yang dihasilkan dari bau kotoran kelelawar tersebut.
Selain kelelawar pedan jawa, sini juga terdapat satwa endemik lain nya yaitu monyet ekor panjang (macaca fascicularis) yang kadang kita bisa melihatnya langsung bergerombol mendekati para tamu. Dan bukan hanya kekayaan hewani saja yang bisa kita lihat di situs purbakala Guha Pawon, disini juga ada tanaman yang sangat langka yaitu pohon binong sejenis tumbuhan yang  mempunyai ciri khas pada akar tambinya dapat menjalar dipermukaan tanah dan batuan. Akar dari pohon binong ini dimanfaatkan masyarakat sekitar sebagai penawar racun.
Banyak sekali keragaman yang terdapat di lingkungan situs purbakala Guha Pawon ini. Jika bukan kita yang menjaga serta melestarikan nya lalu siapa lagi?? Karena anak cucu kita menitipkan beragam kekayaan alam dan sejarah warisan dari nenek moyang kepada kita saat ini. Salam Pesona Indonesia... Wonderful.

Komentar