Famtrip Ciletuh 2017 : Melihat Besarnya Potensi Geopark Ciletuh Palabuhanratu
Sampai di Kantor Disparbud Jabar saya berkumpul dengan para peserta Famtrip lain nya di lantai 2 Gedung Bidang Pemasaran Disparbud Jabar, para peserta Famtrip 2017 kali ini berasal dari berbagai latar belakang dan profesi mulai dari akademisi, pelaku bisnis, media, influencer, dan komunitas. Blogger Bandung, GenPI Jabar mewakili dari komunitas, serta yang menjadi kejutan turut hadirnya kang Dudi Sugandi dalam acara Famtrip kali ini.
Sebelum berangkat pukul 23.00 para peserta dikumpulkan terlebih dulu untuk berdoa dan diberi pengarahan oleh Kepala Seksi Promosi Nusantara Ibu Lia Amalia, SH tentang acara Famtrip kali ini, baik itu tempat dan kegiatan apa saja yang akan dilakukan selama Famtrip Ciletuh. Total peserta yang mengikuti Famtrip ada 20 orang peserta, dan dibagi 3 kendaraan untuk transportasi selama kegiatan. Dan sebelum berangkat kita berfoto bersama dahulu didepan Gedung Disparbud Jabar untuk dokumentasi.
Air panas yang berasal dari sumber mata air Cisolok tidak mengandung belerang karena berasal dari geyser. Namun kandungan mineral yang tinggi dalam air panas yang keluar dari sumber ini memiliki manfaat yang signifikan, karena dapat menyembuhkan penyakit rematik dan penyakit kulit.
Menurut cerita warga setempat, geyser ini sudah ada sejak jaman kolonial Belanda tetapi baru sekitar tahun 2000-an mulai dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Sukabumi. Dan sekarang menjadi satu kesatuan dalam area Geopark Ciletuh Palabuhanratu.
Setelah menikmati indahnya pemandangan Gesyer Cisolok, para peserta bersiap menuju GOR Palabuhanratu dimana akan dilaksanakan Pembukaan acara Ciletuh Palabuhanratu Geopark Festival (CGF) 2017 yang rencananya akan dibuka oleh Wakil Gubernur Jawa Barat Dedy Mizwar.
Baca juga : NARINGGUL : KEINDAHAN LEMBAH SERIBU CURUG DI SELATAN JAWA BARAT
Beberapa keunggulan kawasan Geopark Nasional Ciletuh-Palabuhanratu dibanding usulan Global Geopark lainnya di Indonesia, selain adanya kontribusi dan peran perguruan tinggi, kawasan Ciletuh-Palabuhanratu terletak di satu wilayah kabupaten, yaitu Sukabumi. Kawasan seluas 126.100 hektare ini mencakup 8 kecamatan dan 74 desa, dan telah mempersiapkan 14 kawasan situs geologi unggulan dari 50 situs geologi yang ada di Ciletuh.
Keindahan alamnya lengkap, ada landscape, gunung, air terjun, sawah, ladang, dan berujung di muara sungai ke laut. Hasil penilaian akan didiskusikan di pertemuan Badan UNESCO di Tiongkok bulan September 2017. Pengumuman apakah Ciletuh diterima, ditunda atau ditolak menjadi Global Geopark Network akan disampaikan pada Desember 2017 mendatang.
Acara pembukaan acara CGF 2017 tersebut selain dihadiri Wakil Gubernur Dedy Mizwar, turut hadir Kepala Disparbud Jabar Hj.Ida Hernida, Wakil Bupati Sukabumi Drs.H. Adjo Sardjono ,MM , Kapolres Sukabumi AKBP M. Syahduddi, S.I.K., M.Si , Kepala Disparbud Kab Sukabumi Dana Budiman, Dandim Sukabumi, dan jajaran ASN Kabupaten Sukabumi.
Acara diawali dengan karnaval seni budaya dilepas dari kantor Pemkab Sukabumi oleh Kepala Disparbud Kab Sukabumi Dana Budiman. CGF 2017 kali ini diikuti hampir 200 pelaku seni budaya yang berasal 5 kecamatan dari semula 8 kecamatan yang ada di wilayah kawasan Geopark Ciletuh.
Selain itu, mereka juga akan terus melakukan sosialisasi dan promosi melalui berbagai media massa, media social termasuk juga menyebarkan buklet dalam berbagai kegiatan seni budaya, baik yang diselenggarakan tingkat Provinsi, Nasional maupun Internasional, ujar Hj.Ida Hernida.
Dalam artikel sebelumnya Ciletuh Palabuhanratu Geopark Festival 2016 Pemprov Jabar dalam hal ini Disparbud Jabar mendukung sepenuhnya Ciletuh Palabuhanratu Geopark menjadi Unesco Global Geopark (UGG) yang pada tanggal 1-4 Agustus kemarin telah dikunjungi oleh tim assesor UNESCO Global Geopark (UGG). Mereka adalah penilai dari organisasi pendidikan, keilmuan dan kebudayaan PBB yang diwakili oleh Alexandru Andrasanu dari Rumania dan Soo Jail Lee dari Korea Selatan.
Dibandingkan dengan Geopark Danau Toba yang sudah berstatus Geopark Nasional selama 10 tahun dan Geopark Rinjani yang sudah 6 tahun, Ciletuh Palabuhanratu memiliki peluang yang cukup besar untuk menjadi Unesco Global Geopark (UGG). Namun, Ciletuh Palabuhanratu baru beroperasi selama 2 tahun sejak tahun 2015.
Keindahan alamnya lengkap, ada landscape, gunung, air terjun, sawah, ladang, dan berujung di muara sungai ke laut. Hasil penilaian akan didiskusikan di pertemuan Badan UNESCO di Tiongkok bulan September 2017. Pengumuman apakah Ciletuh diterima, ditunda atau ditolak menjadi Global Geopark Network akan disampaikan pada Desember 2017 mendatang.
Acara pembukaan acara CGF 2017 tersebut selain dihadiri Wakil Gubernur Dedy Mizwar, turut hadir Kepala Disparbud Jabar Hj.Ida Hernida, Wakil Bupati Sukabumi Drs.H. Adjo Sardjono ,MM , Kapolres Sukabumi AKBP M. Syahduddi, S.I.K., M.Si , Kepala Disparbud Kab Sukabumi Dana Budiman, Dandim Sukabumi, dan jajaran ASN Kabupaten Sukabumi.
Acara diawali dengan karnaval seni budaya dilepas dari kantor Pemkab Sukabumi oleh Kepala Disparbud Kab Sukabumi Dana Budiman. CGF 2017 kali ini diikuti hampir 200 pelaku seni budaya yang berasal 5 kecamatan dari semula 8 kecamatan yang ada di wilayah kawasan Geopark Ciletuh.
![]() |
Kadisparbud Jabar, Hj.Ida Hernida |
Dalam sambutannya, Kepala Disparbud Jabar, Hj.Ida Hernida mengatakan, bahwa Disparbud Jabar dalam rangka mendorong kawasan Geopark Ciletuh menjadi destinasi wisata baru tingkat dunia, pihaknya akan terus berupaya menggelar berbagai event seni budaya, pameran dan kuliner.
Selain itu, mereka juga akan terus melakukan sosialisasi dan promosi melalui berbagai media massa, media social termasuk juga menyebarkan buklet dalam berbagai kegiatan seni budaya, baik yang diselenggarakan tingkat Provinsi, Nasional maupun Internasional, ujar Hj.Ida Hernida.
![]() |
Wakil Bupati Sukabumi, Drs.H. Adjo Sardjono ,MM |
Baca juga : REKOMENDASI 7 GLAMPING TERBARU DI BANDUNG RAYA
Sedangkan Wagub Jabar Dedy Mizwar, dalam sambutannya mendukung kawasan Geopark Ciletuh sebagai destinasi wisata dunia, tentunya untuk menuju kearah itu perlu didukung dengan akses jalan yang memadai, yaitu jalan tol dan pembangunan bandara. Termasuk juga menata dan membangun kawasan Ciletuh yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat setempat dengan memperbanyak homestay, bukan hotel berbintang.
Karena, kita ingin Geopark Ciletuh-Palabuhanratu ini akan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Jangan sampai yang menikmatinya (keuntungan ekonomi) bukan masyarakat Ciletuh dan Palabuhanratu sendiri," lanjutnya. Dedy Mizwar juga meminta kepada seluruh elemen pentahelix, Ciletuh Palabuhanratu bukan saja tanggung jawab pemerintah, khususnya Disparbud Jabar atau Kabupaten tetapi juga elemen akademisi, pelaku bisnis, media, dan komunitas sehingga menjadi kesatuan pentahelix untuk mengangkat segala informasi tentang pariwisata di Geopark Ciletuh-Palabuhanratu secara digitalisasi.
Hal ini perlu agar segala potensi seni, budaya, juga wisata alam di Geopark ini bisa tersebar luas dan cepat. Dikatakan, sebaran informasi melalui digital atau internet terutama sosial media memberikan dampak signifikan terhadap pariwisata di Ciletuh-Palabuhanratu. Dedy Mizwar mengatakan pihaknya tidak menyangka karena berbeda dengan tiga tahun lalu kini kawasan Ciletuh dan Palabuhanratu bisa lebih ramai terutama di akhir pekan.
Segala hal informasi yang berkaitan dengan tempat wisata, potensi seni dan budaya, juga agenda seni dan budaya di Ciletuh-Palabuhanratu harus terintegrasi dengan baik. Aksesibilitas informasi melalui digital ini sangat penting, sehingga masyarakat Indonesia bahkan mancanegara bisa dengan mudah dan cepat mendapatkan informasinya.
Selain kemudahan akses informasi, infrastruktur fisik juga perlu didorong agar terus dibenahi. Bahkan kata Dedy Mizwar, dirinya pernah meminta dukungan dan bantuan langsung ke Presdien Jokowi, agar secepatnya akses jalan tol dan bandara untuk secepatnya dibangun.
Saat itu, Presiden Jokowi pernah berjanji akan mempercepat penyelesaian pembangunan jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) pada 2019, selain Tol Jakarta-Bogor-Palabuhanratu (Jagoratu). Apabila Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi selesai akan memperpendek waktu tempuh menuju ke Sukabumi. Rute Ciawi - Sukabumi melalui Lido bisa menghabiskan waktu 9 jam bila di akhir pekan, ini seperti mau Umroh aja kata Wagub sambil tertawa.
Hal ini perlu agar segala potensi seni, budaya, juga wisata alam di Geopark ini bisa tersebar luas dan cepat. Dikatakan, sebaran informasi melalui digital atau internet terutama sosial media memberikan dampak signifikan terhadap pariwisata di Ciletuh-Palabuhanratu. Dedy Mizwar mengatakan pihaknya tidak menyangka karena berbeda dengan tiga tahun lalu kini kawasan Ciletuh dan Palabuhanratu bisa lebih ramai terutama di akhir pekan.
Selain kemudahan akses informasi, infrastruktur fisik juga perlu didorong agar terus dibenahi. Bahkan kata Dedy Mizwar, dirinya pernah meminta dukungan dan bantuan langsung ke Presdien Jokowi, agar secepatnya akses jalan tol dan bandara untuk secepatnya dibangun.
Baca juga : MELIHAT DARI DEKAT BELATI RAKSASA DI PUNCAK BUKIT MANIK CITATAH
"Untuk jalanan di dalam ini (akses jalan menuju lokasi wisata) juga kita kasih bantuan besar, Rp 211 Miliar di luar CSR yang ada, itu hanya untuk jalan. Jalanannya makin baik dan ada jalan baru dari Loji ke Puncak Darma. Jadi dari sini (Palabuhanratu) ke Puncak Darma bisa ditempuh cuma satu jam," tukas Dedy Mizwar.
Pemprov Jawa Barat juga mendorong agar di Sukabumi cepat dibangun sebuah bandara. Karena menurut Dedy Mizwar dibangun nya bandara harus memenuhi 2 fungsi yaitu melayani Pemerintahan dan Pariwisata. Untuk lokasi yang diajukan Pemprov Jabar di Citarate atau Cikembar, dan tahun depan bisa mulai dibangun apabila Ciletuh Palabuhanratu Geopark resmi menjadi UGG.
Setelah meresmikan acara CGF 2017 para tamu undangan disuguhi penampilan dari para peserta yang berasal 5 kecamatan dari semula 8 kecamatan yang ada di wilayah kawasan Geopark Ciletuh.
"Untuk jalanan di dalam ini (akses jalan menuju lokasi wisata) juga kita kasih bantuan besar, Rp 211 Miliar di luar CSR yang ada, itu hanya untuk jalan. Jalanannya makin baik dan ada jalan baru dari Loji ke Puncak Darma. Jadi dari sini (Palabuhanratu) ke Puncak Darma bisa ditempuh cuma satu jam," tukas Dedy Mizwar.
"Petiklah milyaran hikmah yang terdapat dalam alam, niscaya alam tak kan pernah letih memberikan anda pelajaran tentang kehidupan "
Sayang tahun 2019 sudah gak masuk COE Kemenpar
BalasHapus