Pola Belajar Outing class di Situs Purbakala Guha Pawon


Ada yang berbeda di hari Rabu pagi kemarin di lokasi wisata situs Guha Pawon Desa Gunungmasigit Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat. Suasana yang biasanya sepi dan lenggang berganti dengan banyak nya obrolan serta riuh oleh kehadiran ratusan anak-anak sekolah berseragam biru.

Ketika saya bertanya kepada salah satu warga yang berada di lokasi tersebut, barulah saya mengetahui bahwa hari ini sedang ada kegiatan outing class dari salah satu SMP Negeri di Cipatat. Kegiatan outing class ini diinisiasi oleh SMP Negeri 2 Cipatat bekerjasama dengan Kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Guha Pawon yang mengelola situs purbakala Guha Pawon.




Acara yang dihadiri sekitar 240 orang murid kelas VII ini menurut Kepala sekolah SMPN 2 Cipatat Husein Yuhana, S.Pd, M.Pd adalah salah satu kiat para guru untuk mensiasati kejenuhan pola belajar yang konvensional. "Selama ini pola belajar kita seolah terkurung oleh ruangan seluas 7 m x 9 m saja" ungkapnya.



Ini terlihat dari antusiasme para siswa yang mengikuti kegiatan outing class hari itu, meskipun mereka harus berjalan kaki selama 2 jam dari lokasi sekolah menuju ke lokasi kegiatan.

Dipilihnya lokasi situs Guha Pawon ini selain merupakan salah satu situs purbakala yang sangat bersejarah, yang juga masih dalam satu wilayah Kecamatan Cipatat yang jaraknya tidak terlalu jauh dari lokasi sekolah.

Dan menurut Husein Yuhana Guha Pawon ini merupakan perpustakaan alam terbesar yang bisa kita pelajari bukan hanya dari peninggalan kepurbakalaan nya saja, tetapi kekayaan flora dan fauna yang ada disekitar Guha Pawon pun ternyata sangatlah beragam.




Menurut Yetty Laelawaty, S.Pd selaku pengurus Pokdarwis Guha Pawon, kegiatan seperti ini merupakan salah satu cara mempromosikan keberadaan situs Guha Pawon dan juga bentuk literasi terhadap siswa siswi guna memperkenalkan lebih dalam tentang sejarah manusia purba yang bisa langsung dilihat bukan hanya sekedar mendengarnya saja.


Terkadang pemahaman seseorang akan berbeda ketika hanya mendengar cerita tentang Guha Pawon dengan ketika melihat langsung keadaan serta suasana di dalam Guha.



Diharapkan output dari kegiatan ini para siswa bisa meningkatan pembelajaran sosial di masyarakat, lebih mencintai alam dengan melihat ciptaan Allah dan bertadzabur alam. Dan juga mendorong para siswa dalam bekerjasama serta bisa menarik minat menulis sedari dini.

Karena kepedulian akan keberlangsungan nya sebuah tempat wisata apalagi wisata sejarah untuk anak cucu kita dimasa yang akan datang sangatlah besar dampaknya. Kegiatan kerjasama antara pihak sekolah dan Pokdarwis seperti ini merupakan bentuk simbiosis mutualisme yang patut diapresiasi dan diduplikasi tempat wisata lain.

Sehingga keberlangsungan dan pemberdayaan situs situs bersejarah di semua daerah bisa terus terlaksana. Karena kalau bukan oleh kita, siapa lagi yang akan merawat serta mewariskan semua sejarah kepada anak cucu kita kelak.

Komentar

  1. Wah itu keren banget Guha Pawon, kak ..., namanya kok mirip bahasa Jawa ya, pawon dalam bahasa Jawa artinya dapur.
    Kalau Guha, itu pasti berasal dari bahasa Sunda hehehe :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hampir bahkan sama mas. Karena dulunya disini (guha)itemukan perkakas peralatan rumah tangga jaman purba.

      Hapus

Posting Komentar