Melihat Potensi BIJB Kertajati Menjelang Pemindahan 13 Rute dari Husein Sastranegara


Ketika pertama kali Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati Majalengka diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 24 Mei 2018 lalu, timbul pertanyaan yang sangat mengusik saya selaku pengguna jasa layanan pesawat terbang khususnya di Bandara Internasional Husein Sastranegara Bandung. Apakah nantinya kehadiran BIJB Kertajati ini akan menggeser keberadaan Bandara Husein Sastranegara atau hanya sebagai pelengkap saja??.

Seiring berjalannya waktu hampir setahun setelah diresmikan, ternyata okupansi penumpang di Bandara Kertajati masih dibawah 30 %. Menurut Corporate Secretary PT BIJB, Arief Budiman, saat ini rute yang masih dilayani dari BIJB Kertajati hanya rute Kertajati – Surabaya (pp). Penerbangan ke rute tersebut dilakukan setiap Selasa, Kamis dan Sabtu. Sedangkan maskapai yang melayani penerbangannya adalah Citilink.

Baca juga : INOVASI DI DUNIA LOGISTIK MELALUI PAXEL DENGAN SAME DAY SERVICE DAN #ANTARKANKEBAIKAN

Penyebab masih rendahnya tingkat okupansi penumpang itu salah satu penyebabnya adalah harga tiket pesawat yang saat ini cukup tinggi. Ditambah lagi, kesiapan infrastruktur pendukung seperti Tol Cisumdawu, yang hingga kini belum rampung. Terlebih beberapa hari lagi, tepatnya tanggal 1 Juli 2019, 13 rute penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara akan di pindahkan ke Bandara Kertajati.


Dan di hari Sabtu 22 Juni 2019 kemarin, saya berkesempatan hadir di Forum Group Discussion (FGD) yang digagas oleh Angkasa Pura II, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Masyarakat Pecinta Aviasi, serta BIJB Kertajati. Dengan tema : Era Baru Industri Aviasi di Tanah pasundan yang digelar di Grand Ballroom Hotel Grand Mercure Setiabudi, Bandung.

Hadir sebagai pembicara dalam FGD tersebut diantaranya Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin, Plt Direktur PT BIJB Muhammad Singgih, Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Agus Taufik Mulyono, Akademisi Universitas Padjadjaran, Yayan Satyakti, Director of Engineering & Operation AP II, Djoko Murjatmodjo, Direktur Bandar Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub), M.Pramintohadi Sukarno, Sekretaris Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, Andreas Wijanto, dan Pengamat Penerbangan Gerry Soejatman.

Baca juga : BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT (BIJB) KERTAJATI DIRESMIKAN PRESIDEN JOKOWI

Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin menilai seluruh stakeholder di industri penerbangan, industri pariwisata, dan masyarakat umum seharusnya melihat proses pengembangan Bandara Kertajati bukan hanya dari kacamata Ínternal Rate of Return (IRR) saja.

“Tidak bisa kita hanya menghitungnya seberapa cepat IRR tercapai. Harusnya pakai sudut pandang Economic Rate of Return (ERR), karena bandara Kertajati bisa mendorong ekonomi masyarakat dan daerah di sekitarnya,” ujarnya.



Yang menjadi problem dasar pemindahan sebagian besar operasional Bandara Husein ke Bandara Kertajati:
- Jarak akses dari ibukota jabar ke kertajati ± 100 km, waktu tempuh panjang dengan BOK (biaya operasional kendaraan) dan RUC (Road User Cost) mahal
- Keterbatasan pelayanan sisi udara dan sisi darat bandara husein serta keterbatasan lahan untuk dikembangkan sebagai bandara yang melayani pesawat berbadan besar.

Adapun yang bisa menjadi solusi:
- Bandara kertajati dipercepat menjadi bandara hub
- Penyediaan angkutan umum (bus) yang handal dengan mempertimbangkan penambahan simpul pemberangkatan yang memadai dengan tarif angkutan yang harus disubsidi.
- Percepatan pembangunan jalan tol Cisumdawu untuk mempercepat akses ke Bandara Kertajati dengan tarif tol yang terjangkau (kesepakatan kosesi jalan tol yang lebih panjang).

Opsi yang paling memungkinkan untuk saat ini dan yang paling dibutuhkan masyarakat adalah subsidi untuk  akses transportasi darat. Bisa dengan dibebaskan biaya transportasi darat baik dari dan menuju Kota Bandung. Bisa dilakukan sharing subsidi baik dari  Pemprov Jawa Barat, PT BIJB, dan PT Angkasa Pura II. Kalau  mau singkat ceritanya ya kita bisa sharing.


Dalam sesi tanya jawab ada pertanyaan dari Bang Aswi yang menanyakan sektor penunjang di sekitar Bandara Kertajati yang tidak terekspose. Contoh potensi pariwisata yang ada di Majalengka baik destinasi wisata alam, sejarah maupun budaya yang tidak terpromosikan dengan baik sehingga gaung nya tidak terdengar ke luar wilayah Majalengka.

Padahal apabila potensi pariwisata nya bisa viral apalagi di media sosial, otomatis akan membuat kunjungan ke Majalengka meningkat. Dan Bandara Kertajati sudah pasti menjadi pilihan para pengunjung.

Komentar

  1. udah mulai beroperasi, tanggal 30 juni kemarin air asia masuk, lion juga sudah masuk, bus damri pun juga sudah beroperasi...semoga bisa hidup bandara kertajati

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amien. Semoga bisa mencoba terbang dari kertajati kedepannya

      Hapus
  2. Semoga bandara ini bisa benar-benar dimanfaatkan oleh masyarakat Jabar...Setiap perubahan emmang butuh pengorbanan..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mba, selalu ada masa transisi didalam setiap perubahan

      Hapus
  3. Biar tambah maju ya majalengkanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yupp bukan hanya majalengka nya saja tapi daerah penunjang lainnya seperti cirebon, kuningan, indramayu atau subang

      Hapus
  4. Saya orang Bandung yang lagi merantau. Kalau saya pulang ke Bandung, saya sungkan jika harus mendarat di Kertajati, soalnya jauh. Tidak tahu kapan pembangunan jalan darat bebas hambatan dari Kertajati menuju Bandung ini akan mencapai penyelesaiannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahhh orang bandung oge? Tapi iya itu juga yg jadi kendala untuk 13 rute yg dipindahkan ke Kertajati

      Hapus
  5. kasih kereta bandara biar rame
    tapi jangan mahal2 hehe

    semoga bisa lebih maju lagi ya bandara ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa betul perlu jalur alternatif lainnya selain menggunakan damri

      Hapus
  6. Sebagai pengguna aku tu nyesek kalau mau prg ke daerah lain naik pesawat hrs jauh2 ke Kertajati dulu..hahaha...
    Tapi apa mau dikata kenyataan nya mmg hrs begitu. Tinggal berharap saja akses ke sana dipercepat kemudahannya. Setuju dgn saran Bang Aswi tu.. dibuat worth it lah kita mampir ke sana dgn adanya sesuatu yg asyik asyik... Tpt yg Instagram able, destinasi wisata yg ngangenin.. De El El ..de es be.. hihi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha iya teh sama sy ge klo ada perlu ke luar kota pakai pesawat pasti kudu ke Kertajati dulu

      Hapus
  7. Jauhnya nggak kira-kira euy...ke Kertajati :( Akses jalan ke sana mesti dipermudah dan dipermurah.... karena untuk melipat jarak 100 kilometer jadi 25 kilometer kan nggak mungkin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Blm beres akses tol cisumdawu nya sama blm ada jalur kereta api

      Hapus
  8. Jujur, saya ga paham dengan keputusan pembangunan kertajati . Lebih baik memperluas dan meningkatkan pelayanan bandara yg ada

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bun entahlah semua juga kebijakan pemerintahan, ya kita mah sekedar mengikuti

      Hapus
  9. Ingat Kertajati jadi ingat kota asal bapak mertua, pengin juga sih ke Majalengka. Benar kata Bang Aswi, kalau pemerintah serius dengan Kertajati, maka aspek sosial dan budaya sampai sejarah harus dipublikasi--gandeng budayawan dan sejarawan biar tingkat kunjungan ke kota ini besar. Bisa makin banyak penginapan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau sarana nya sudah komplit pasti bakal jadi kota besar seperti bandung juga

      Hapus
  10. Kelihatannya jauh dan ini akan terbiasa jika semua fasilitas pendukungnya sudah ready. Bagaimanapn bandara ini menjadi hal yang baik

    salam
    kidalnarsis.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kata setiap perubahan pasti harus ada proses adaptasi nya mas

      Hapus
  11. Naaaini dibahas...
    Alhamdulillah kalau sudah ada transportasi yang mendukung.

    Karena besok mas yang biasanya lebih senang naik pesawat ke Bandung, jadi harus ke bandara Jakarta dulu, baru lanjut naik KA ke Bandung ketimbang turun Kertajati. Begitu katanya...

    Kalau tahu ada bus sebagai transportasi bandara ke kota Bandung gini kan, nyaman.
    Hanya...
    Seberapa sering waktunya yaa...?

    Kalau gak pas waktunya, ada transportasi lain sebagai alternatif gak yaa...?

    BalasHapus
  12. Setuju..sepertinya masyarakat belum banyak yang kenal sama kota Majalengka. Tak kenal maka tak sayang. Dan sudah menjadi tugas pemerintah pusat dan dinas terkait untuk segera mensosialisasikan tentang potensi pariwisata yang dimiliki oleh Majalengka. Kalo fasilitas pendukungnya udah oke insyaAllah pengunjung pun akan meningkat dengan sendirinya. Dan saya juga penasaran pengen berkunjung ke bandara Kertajati. Tempo hari cuma lewat doang.

    BalasHapus
  13. semoga keberadaan Kertajati memberikan banyak masukan pendapatan daerah dan semoga tempat wisata sekitar Kertajati semakin banyak mendapat pengunjung..

    BalasHapus
  14. Emang jauh banget sih ya jaraknya dari kota Bandung. Apalagi di Bandung juga sudah ada bandara. Semoga saja ke depannya bandara kertajati bisa lebih ramai

    BalasHapus

Posting Komentar