Pintar Mengatur Keuangan Bareng Home Credit : Dari Hobi Menjadi Bisnis

"Pekerjaan paling menyenangkan di dunia adalah hobi yang dibayar"
Pernyataan itu bukan hanya sekedar jargon atau kata kata bijak yang nempel di dinding cafe saja. Tapi hampir semua orang selalu menginginkan suatu penghasilan dari apa yang mereka sukai (hobi). Seperti yang Muhammad Takdis atau biasa dipanggil Adis sekarang lakukan. Adis memiliki sebuah perusahaan tour & travel yang awalnya merupakan hobi dia yakni traveling.

Tetapi seperti lagunya Bruno Mars, easy come easy go karena Adis gak terlalu memperhatikan masalah manajemen keuangan, dengan gampangnya uang yang dihasilkan justru gampang juga menghabiskan nya dengan pengeluaran yang sebenarnya tidak perlu yang pada akhirnya justru menjadi sebuah pemborosan.



Apalagi dengan kondisi jiwa muda yang masih belum ada tanggungan, ditambah dari segi ekonomi yang sudah mapan klo anak sekarang bilang nya "Sultan Mah Bebas" membuat Adis gak terlalu banyak memikirkan "nanti gimana" malah punya prinsip "gimana nanti".

Baca juga : MENSIASATI MENABUNG DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DAN POTENSI FINANCIAL GENERASI MILENIAL ALA LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN (LPS)

Hal itu hanya sedikit perbincangan disela sela acara talkshow FUNancial bersama Home Credit yang digelar hari Sabtu, 7 Desember 2019 kemarin di Upnormal Coffee Roasters Bandung. Dengan tema Start - Up Smart : Financial Tips for Turning Your Hobby Into a Business.



FUNancial Talkshow sendiri adalah event dari Home Credit yang ingin membantu kamu dalam mencapai segala impian finansial kamu dan mewujudkan #YangKamuMau. Di sini kamu akan dapetin tips-tips gimana ngatur keuangan secara fun dari financial advisor dan lifestyle influencer.

Selain Adis hadir juga pembicara utama yakni Dipa Andika seorang financial planner yang juga co-founder dari Hahaha Corp. Bingung kan apaan Hahaha Corp itu? Jadi Hahaha Corp itu adalah sebuah manajemen keuangan yang khusus menghandle para artis Stand Up Comedy atau yang biasa dikenal para Komika.


Dipa menjelaskan bagaimana cara nya kita mengatur keuangan pribadi apalagi jika kita sudah mempunyai banyak pengeluaran yang sepertinya gampang gampang susah buat diatur. Dipa menyebutkan ada istilah Latte Effect didalam kegiatan ekonomi kita yang secara tak sadar sering kita lakukan dan ternyata setelah dikalkulasi cukup mencengangkan.

Baca juga : YUK, KENALI FINTECH DAN MANFAATNYA UNTUK MASYARAKAT

Salah satu contohnya adalah kebiasaan kita ketika mengambil uang di mesin ATM yang ternyata beda bank. Mau gak mau setiap transaksi kita dikenakan biaya administrasi yang besarnya antara Rp. 5.000 - Rp.7.500 kecil sih, tapi bayangkan jika dalam sehari kita mengambil uang secara berkali-kali, tinggal kalikan selama satu minggu, satu bulan, atau satu tahun.


Atau seperti godaan pada saat Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) yang sudah barang tentu jadi incaran para pengguna online shop untuk mendapatkan barang murah di moment Harbolnas tadi. Padahal jika ditelaah lebih jauh lagi, ternyata apa yang kita beli tersebut bukanlah barang yang benar benar diperlukan.

Pada peserta talkshow pun terdiam mereka menyadari kesalahan dalam hal kecil yang tidak pernah diperhatikan ternyata bisa berdampak besar apabila dikelola dengan baik dan benar. Jadi tidak ada kata terlambat untuk merubah suatu hal atau kebiasaan jelek dalam mengatur keuangan kearah yang lebih baik lagi seperti #YangKamuMau.



Komentar

  1. Semoga belajar keuangannya bisa diimplementasikan ya kang hihi, saya mah lagi belajar kurangin jajan nih, duh meuni susah.

    BalasHapus
  2. Latte effect ini yang banyak ga disadari orang2, sama kayak dulu saya waktu kerja di jkt mas, pesen makan online sekali 30k, 50k, ahh kecil, eh tau2 bingung sendiri uang kok habis ya... 40% gajj habis kesana semua ternyata.

    Semoga seterusnya bisa manage uang dgn baik

    BalasHapus
  3. Iya, mudah tergiur diskon itu termasuk salah satu pemborosan. Ntar kalau udah kebanyakan belanja, baru nyadar sebagian sebetulnya nggak butuh-butuh amat.

    BalasHapus

Posting Komentar