Sebuah Harapan Kehidupan Yang Normal Di Masa New Normal


Tak pernah terpikirkan oleh siapapun dimuka bumi ini jika di tahun 2020 ini akan menjadi suatu tahun yang penuh dengan tangisan, cerita duka, dan hal hal lainnya yang berbeda. Indonesia terkejut dengan munculnya suatu wabah tak kasat mata yang ditenggarai berasal daratan China nan jauh disana yang bernama virus Covid 19 atau biasa dikenal Corona.

Terhitung 3 bulan sejak diberlakukannya lockdown ataupun Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sebagian besar kota kota di Indonesia menjadi sebuah mimpi buruk yang menjadi kenyataan bagi semua masyarakat Indonesia tak terkecuali.


Hampir seluruh sektor perekonomian, pendidikan, transportasi, bahkan sektor pariwisata pun terkena dari dampak Corona tersebut. Berbagai cara dilakukan oleh pemerintah guna memutus mata rantai penyebaran wabah Corona ini. Mulai dengan menetapkan protokol kesehatan sesuai anjuran dari WHO, hingga larangan mudik ketika bulan Ramadhan akan berakhir menuju hari raya Idul Fitri.

Hal itu bukan tanpa sebab dilakukan oleh pemerintah, beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung menjadi daerah dengan jumlah ODP (Orang Dalam Pengawasan) tertinggi di Indonesia. Notabene mereka (masyarakat) berasal dari berbagai daerah yang ditakutkan justru akan menyebarkan virus Corona ini ke wilayah mereka ketika mudik.

Tetapi semuanya tak berjalan seperti yang diharapkan. Masih saja kita melihat banyak masyarakat yang acuh tak acuh mengikuti prosedur kesehatan yang sudah ditentukan. Salah satunya seperti menggunakan masker ketika keluar rumah atau menghindari kerumunan banyak orang.


Semua itu tidak berlaku ketika bulan Ramadhan sudah mulai memasuki tahap akhir. Masyarakat lebih memikirkan menghabiskan waktu untuk ngabuburit menunggu waktu berbuka puasa dengan berkumpul dengan banyak orang. Ataupun berdesak desakan berebut membeli jajanan untuk takjil yang lagi lagi tanpa menggunakan masker.

Beruntung tidak semua orang bersikap terserah terhadap penyakit yang masih belum ditemukan vaksin penyembuh nya ini. Masih banyak masyarakat yang peduli dengan tetap mengedukasi mereka yang belum atau mungkin gak mau ambil pusing soal Corona ini.


Seiring berjalannya waktu, jumlah penderita Corona mulai bisa terkontrol dan penyebaran nya pun bisa terkendali dibeberapa titik wilayah. Sehingga ada beberapa wilayah Kabupaten khususnya di Jawa Barat yang sudah masuk kategori blue area seperti Kabupaten Bandung Barat tempat saya tinggal.

Masyarakat pun menyambut dengan sukacita akan berakhirnya masa PSBB di wilayah ini. Sudah hampir memasuki seminggu setelah lebaran, beberapa tempat wisata mulai ramai dikunjungi masyarakat yang sudah sumpek, lelah, jenuh harus dirumah saja selama 3 bulan ini. Meskipun jujur saya sendiri merasa miris, karena surat edaran tentang pembukaan tempat wisata belum terlihat beredar yang artinya pemerintah setempat masih belum mengijinkan tempat wisata dibuka.


Terlepas dari kebandelan masyarakat yang merasa sudah seperti selesai ujian, mereka seperti tenggelam dalam euforia menghadapi kehidupan new normal tanpa memperhatikan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan. Ada secercah harapan ketika kita akan menyongsong era atau masa new normal setelah dihantam wabah Corona ini.

Seperti yang saya rasakan selama 3 bulan stay at home tanpa bisa mendapatkan penghasilan merupakan suatu beban bukan hanya karena saya sudah berkeluarga akan tetapi menjadi beban psikis juga. Semua cara dilakukan untuk tetap bisa bertahan sampai sejauh ini.


Berharap roda perekonomian negara ini kembali berputar, sektor sektor seperti pariwisata, pendidikan, transportasi ataupun perdagangan bisa secepatnya bangkit. Banyak PR besar yang harus dibereskan secepatnya bukan hanya oleh pemerintah akan tetapi kita sendiri juga.

Buang mental acuh tak peduli terserah atau apapun itu terhadap apa yang terjadi saat ini di negara ini. Mulai dari diri sendiri melakukan pola hidup yang bersih dan sehat. Patuhi protokol kesehatan dari pemerintah seperti menggunakan masker ketika keluar rumah, hindari kerumunan banyak orang, cuci tangan yang bersih setelah sampai dirumah.


Kehidupan new normal sekalipun tidak akan berarti jika kita tetap bebal tak acuh terhadap pola hidup bersih dan sehat. Ataupun tidak megikuti protokol kesehatan dengan alasan apapun. Karena bisa kita bayangkan berapa banyak saudara kita yang meninggal akibat Corona ini, atau berapa banyak kerugian yang ditimbulkan dengan berhentinya roda perekonomian negeri ini.

Tulisan ini hanya sedikit unek unek yang saya lihat dan rasakan selama masa pandemi ini berlangsung. Mari kita sambut suatu era baru setelah Corona dengan menjadikan kejadian ke belakang sebagai cerminan untuk bisa merubah kebiasaan jelek kita selama ini. Berharap semuanya menjadi lebih baik. Semoga

Komentar

  1. semoga amsarakat patuh dengan aturan ya, karena kalau gak patuh sama saja bohong

    BalasHapus
  2. Aku sempet kesel sama beberapa toko offline di sekitarku yang tidak mematuhi protokol kesehatan. But, life must go on. Mulai dari diri sendiri yang selalu safety. Semangat beraktivitas kembali.

    BalasHapus
  3. New Normal itu penting tapi kalau tidak ada yang penting tetap di rumah sebisa mungkin juga kan.

    BalasHapus
  4. Sektor pertanian pun terdampak. Sebagai istri petani penggarap jagung yang diamanahi 3 kebun di lokasi berbeda dengan luas total 6 ribu meter persegi atau sekira 6 hektar, tidak beroleh keuntungan sepadan. Terpaksa ikut menjual sesuai harga pasaran yang jatuh jadi 3.000 rupiah per kilogram padahal tahun lalu 3.900 per kilogram.
    Setidaknya bisa menutup modal biaya tetapi tidak tenaga, he he. Mana harus bagi hasil dengan adil kepada pemilik kebun.

    Yah, banyak tetangga yang alami kerugian juga atau keuntungan tipis.
    Makanya saya gemas pada segelintir masyarakat yang tidak peduli pada protokol kesehatan. Tidak mikir bahwa yang mencoba patuh adalah orang kecil yang ingin hidup tenang.

    Baluur Limbangan, Garut waktu masa belum new normal sepi, jalan raya yang biasanya macet selalu lengang, bahkan setelah lebaran.
    Segalanya berubah setelah new normal diberlakukan, pekan kemarin jalan raya mulai ramai, penduduk patuh pakai masker, sayangnya saya tidak tahu apakah akan terus berlangsung untuk patuh pada protokol kesehatan. Ini kota perlintasan, kota kecil yang bertetangga dengan Kecamatan Selaawi dan ada warganya yang terkena Covid juga.
    Semoga saja masyarakat tidak mengabaikan protokol penting ini.

    Suami saya juga awal pandemi kena imbasnya, tidak bisa ikut proyek kerja bangunan di kota lain yang terkena zona merah. Berpengaruh banget pada perekonomian kami, hu hu. Syukurnya ada tangan tak diduga ikut membantu. Alhamdulillah sekarang sudah membaik dan bisa kerja lagi tapi dekat saja di kampung sebelah.

    Semoga kehidupan Kang Diaz lebih stabil sekarang. Aamiin allahumma aamiin. Kita tidak bisa lepas dari virus, hanya upaya sadar agar tetap sehat demi kebaikan banyak orang di dekat dan di luaran.

    BalasHapus
  5. Banyak yang terdampak karena pamdemi ini, termasuk saya. Hanya bisa bersyukur masih diberi kesehatan

    BalasHapus
  6. Kalau aja virus ini nggak sebegitu mudah menular, bodo amat dah sama yang nggak pake masker dan mengabaikan protokol kesehatan. Tapi ini kan penularannya mudah. Kesel banget sama yang abai dengan protokol kesehatan ini, bahkan sampai memfitnah dokter dan paramedis. Jatuhnya jadi menzalimi orang lain kan.

    BalasHapus
  7. Miris memang kalau untuk negara kita yang kadar disiplinnya masih sangat rendah perlu ada ketegasan dari pemerintah hingga kemungkinan untuk melanggar menjadi agak sulit....

    BalasHapus
  8. Hikmah yang bisa didapat dari pandemi ini sangat banyak ya mbak. Memang kalau dari aku pribadi, sekarang lebih suka bercocok tanam, sering uprek kedapur buat camilan anak,dll. Untuk alam terutama biarkan dia bernafas dengan udara bersih🤗. Kalau untuk orang² yang gak mau melakukan protokol kesehatan dengan benar, nah itu yang bikin pusing😭

    BalasHapus
  9. Semoga setiap orang tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan, terutama klo keluar rumah. Meski pada akhirnya cuma bisa mengandalkan dan jaga diri sendiri juga keluarga aja. Nyatanya banyak yg cuek aja gak pake masker dan tetap berdesakan untuk sesuatu yg gak urgent.

    BalasHapus
  10. Semoga semua orang bisa mengambil hikamhnya dari kejadian pandemi ini. Lebih memperhatikan masalah kesehatan dan kebersihan. Tapi disekitarku sudah mulai ada yang mau bikin acara pernikahan pula huhu serem yaa..

    BalasHapus
  11. New Normal ini bikin orang yang ga biasa hidup hati-hati jadi tambah sembrono. Tambah menggampangkan.
    Tapi juga solusi yang dibutuhkan. Entahlah. Mungkin memang dunia kita ini sudah terlalu renta

    BalasHapus
  12. Emang banyak banget ya dampaknya mom di masa pandemi ini. Aku dan keluarga ku pun juga terkena dampak nya yang luar biasa. Tidak hanya dari segi ekonomi saja yang terkena dampaknya bahkan dr psikis pun juga terkena.

    BalasHapus
  13. Lingkungan sekitar saya juga sepertinya kurang peduli dengan apa yg sedang terjadi, bahkan kalau pakai masker saja pun hanya sebagai formalitas saja gak benar-benar dipakai

    BalasHapus
  14. Aku termasuk yg punya harapan di newnormal ini, semoga ini jadi gaya hidup baru, di transportasi umum pun jd lebih nyaman krn gak berdesakan, dan perekonomian bisa kembali bergerak

    BalasHapus
  15. Saat ini memang sudah mulai diberlakukan kehidupan new normal, tetapi tidak sedikit di luar sana yang beranggapan bahwa kehidupan ini sudah seperti sebelum pandemi. Padahal sebenarnya masih belum aman dan kita perlu menjaga protokol kesehatan dimanapun berada.

    BalasHapus
  16. Kemarin saya mencoba keluar rumah untuk beli kebutuhan pokok dan Jakarta sudah kembali seperti sedia kala. Macet dan penuh polusi :( Oh, welcome, New Normal!

    BalasHapus
  17. Kadang saya berpikir, bahwa yang perlu berjuang dengan luar biasa sepanjang mengatasi pandemi bukanlah tenaga kesehatan, melainkan masyarakat umum. Seperti yang dikisahkan tadi, sampai berkorban tanpa bisa berpenghasilan. Masyarakat perlu kompak sementara waktu. Semoga pandemi ini lekas berakhir. Saya ngeri lihat di berita TV katanya virusnya telah bermutasi dan bisa memicu penyakit baru yang lebih berbahaya.

    BalasHapus
  18. Kadang ada rasa iri pada mereka yang mengacuhkan covid sebelum dan saat new normal seakan tak terjadi apa2, kangen memang pastinya sama aktivitas sebelum pandemi. Namun daripada kesehatan yang terancam, di rumah aja dan menjaga jarak ternyata tetap hal yang menyenangkan :)

    BalasHapus
  19. Memang sih new normal membuat kita harus beradaptasi dengan lingkungan dan suasana baru tapi kalau untuk kebaikan dan kesehatan diri kita, sangat boleh untuk dipatuhi dan ikutkan. Semoga saja masyarakat sadar dan mematuhi apa yang telah di anjurkn pemerintah.

    BalasHapus
  20. Asal orang mau disiplin dengan protokol yang sudah disiapkan, semua pasti baik-baik saja. New normal bisa menjadi new habit bagi segala aktivitas kita.

    BalasHapus
  21. saya beruntung jadi blogger dan influencer, jadi selama stay at home ada aja penghasilan yang masuk gak kosong amat selain gaji, sekarang udah harus kerja kek biasa

    BalasHapus
  22. New normal, harus dijalani. Klo jg di rumah aja, jujur aku bete dan gak bs dapat uang karena hrs kerja di luar rumah. Sambil jaga diri, ikuti protokol kesehatan sisanya tggal Tuhan yg mengatur

    BalasHapus

Posting Komentar