New Normal Bukan Ajang Balas Dendam Wooyyy!


Seluruh masyarakat di Indonesia termasuk salah satunya adalah saya, merasa sedikit lega dengan mulai diberlakukannya masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) atau istilah kerennya "New Normal".

Setelah melalui masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama beberapa minggu yang seolah menjadi masa pembelajaran bagi kita untuk merubah pola kehidupan yang awalnya kurang sehat menjadi lebih sehat.

New normal ini sangat berpengaruh terhadap psikologi kita atau to the point nya saya sendiri hehehe. Sebagai seorang pecinta traveling alias tukang main, masa new normal ini ibarat oase di padang pasir yang gersang (lebay mode on). Aslinya ini seolah menjadi mood booster setelah 4 bulan dirumah aja tanpa bisa melihat indahnya alam semesta.

Dan hal pertama yang saya lakukan untuk merayakan new normal ini adalah traveling yeayyy. Saya memutuskan untuk mengunjungi destinasi wisata Sanghyang Kenit yang tidak terlalu jauh lokasinya dari tempat tinggal saya sendiri. Pada awalnya ingin sih saya ingin melihat kondisi Sanghyang Heuleut  akan tetapi tracking yang lumayan menguras tenaga menjadi alasan saya untuk memilih Sanghyang Kenit.
                        

Saya mendokumentasikan perjalanan saya menuju Sanghyang Kenit ini menjadi sebuah vlog selain untuk dokumentasi juga bisa sebagai bahan untuk content hehehe maklum anak content creator apapun harus bisa jadi content. Disepanjang perjalanan saya melihat pemandangan yang agak sedikit mengusik hati saya.

Masih banyak orang orang yang tidak peduli dengan adanya wabah Covid ini. Masih banyak orang berkerumun dan tidak menggunakan masker. Padahal tingkat penyebaran Covid-19 ini masih tinggi. Terlepas dari penetapan status new normal sekalipun, bukan berarti kita bisa seenaknya meninggalkan protokol kesehatan.

Sekarang kita bahas jangan dulu dari sisi kesehatan nya kalo memang masih tidak percaya bahwa virus Corona ini ada. Kita bahas dari sisi ekonomi saja dulu. Lho apa hubungannya Corona dengan ekonomi? Hubungannya banyak bosku. Gak percaya?

Secara global saja perekonomian hancur akibat Corona ini. Banyak sektor yang terdampak dengan adanya virus Corona mulai industri, transportasi, pariwisata, bahkan hingga pendidikan. Banyak karyawan, buruh pabrik yang dirumahkan bahkan di PHK karena turunnya daya beli serta lesunya perekonomian.

Secara pribadi misalkan kita sedang bermain ke daerah yang ternyata ada check point dan pas di cek suhu badan kita ternyata melebihi batas wajar, otomatis kita akan langsung di periksa dan harus melakukan rapid test hingga swab test. Berapa biaya yang harus kita keluarkan. Belum jika kita terpaksa harus di isolasi baik di Rumah Sakit ataupun secara mandiri, berapa banyak rejeki kita yang terlepas.

Dampak tersebut tidak hanya akan kita rasakan sendiri, tetapi minimal keluarga bahkan lingkungan terdekat pun akan terkena dampaknya. Jadi tidak ada alasan untuk menyepelekan virus Corona ini, meskipun disaat kondisi new normal. Karena new normal bukan ajang untuk kita bisa sebebasnya seperti sebelum terjadinya wabah Covid-19 ini. Semoga kita selalu diberikan kesehatan dan lindungan Allah swt. Amin.




Komentar

  1. Aku sendiri bersyukur ditetapin new normal setelah sebelumnya PSBB yg berasa bangettttt bikin susahnya. Tapiii dengan adanya new normal, aku juga sadar ini bukan berarti kita ga ush pake masker lagi, ato ga mau rajin cuci tangan lagi.

    Cuma sedihnya banyaaaak bgt org2 di luar yg aku liat udh mulai masabodo :(. Ga pake masker, trus berkerumun pula :(. Td malam ini orang2 di sekitar rumah malah ngadain takbir kliling. Astaghfirullah... Ngerasa dirinya kebal ato ga peduli samasekali sih :(

    Dan jujurnya, itu yg bikin aku msh takut utk kluar ke tempat2 rame mas. Kadang suami ngajakin makan di luar. Tp aku pilih tempat yg ga rame. Dan ga tertutup. Sebisa mungkin jangan mall. Karena ya itu tadi, aku masih takut sbnrnya.

    Akupun rutin traveling sebelum pandemi. Tapi gara2 ini terpaksa banyak trip yg akau cancel. Dan kemungkinan THN depanpun aku msh blm yakin bisa traveling lagi. Apalagi Indonesia masih banyak dilarang untuk masuk ke negara2 lain. Aku sih milih stop dulu sementara. Mungkin ini waktunya utk traveling domestik,tapi sebisa mungkin yg bisa naik mobil pribadi aja, biar ga usah naik pesawat ato kendaraan umum :D

    BalasHapus
  2. betul sekali, ih suka sebel yang kebablasan jadinya gak patuh sama protokol kesehatan

    BalasHapus

Posting Komentar