The Lodge Maribaya : Dream, Hope, and Responsibility

Perjalanan tahun 2002 ini terasa sangat berbeda jika dibandingkan dengan 2 tahun ke belakang ketika wabah covid 19 menyerang semua sektor terutama pariwisata yang hampir dipastikan lumpuh total karena  masalah tersebut. Saya, bahkan mungkin jutaan pekerja kreatif lainnya seperti konten kreator influencer ataupun blogger yang biasanya selalu mendapat job acara secara offline, harus memutar otak untuk bisa bertahan dari dampak wabah Covid 19. 

Dan setelah hampir 2 tahun pandemi ini berlangsung lambat laun sektor pariwisata kembali bangkit. Hal ini bisa dilihat dari mulai banyaknya event pariwisata ataupun tempat-tempat wisata baru yang muncul dan ramai dikunjungi banyak pengunjung. 

Di penghujung tahun 2022 ini saya berkesempatan bisa kembali merasakan yang namanya traveling dengan mengunjungi salah satu tempat wisata yang menjadi favorit di daerah Bandung, The Lodge Maribaya. 

Yaa tempat wisata di kawasan Bandung Utara ini memang bukan tempat wisata baru bagi saya ataupun para traveler lainnya, karena kawasan The Lodge Maribaya yang dahulunya merupakan hutan produksi dan berubah menjadi kawasan hutan lindung ini sudah beroperasi dan dibuka untuk umum sejak tahun 2016.

Adalah seorang Heni Smith yang merupakan tokoh dibalik nama besar The Lodge Maribaya. Dengan tangan dinginnya beliau berhasil mengubah tempat yang sebagian orang menyebutnya tempat "jin buang anak" karena berada jauh dari keramaian, menjadi sebuah tempat wisata yang viral dan terkenal ke seluruh dunia.

Bahkan bukan hanya itu, Heni Smith pun berhasil merangkul dan mewadahi masyarakat sekitar untuk diberdayakan menjadi karyawan The Lodge Maribaya. Ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab moral terhadap lingkungan disekitarnya dengan mempekerjakan hampir 80 persen nya adalah warga lokal.

Komentar