Mengenal Tradisi Malam Ela-Ela: Menyambut Malam Seribu Bulan di Ternate

Ritual Malam Ela-Ela di Kesultanan Ternate
Source: Aisa Harunja 

Didalam setiap perjalanan ketika saya berkunjung ke beberapa daerah di tanah air, baik itu dalam rangka bekerja melaksanakan tugas ataupun sengaja untuk traveling, selalu saja akan menemukan hal-hal yang menarik. Seperti halnya ketika saya berkunjung ke Ternate di Maluku Utara beberapa tahun yang lalu.

Di antara gugusan pulau rempah yang mempesona, di Kesultanan Ternate di Maluku Utara ternyata menyimpan tradisi unik yang telah diwariskan turun-temurun. Tradisi ini dikenal dengan "Malam Ela-Ela", yakni sebuah ritual penuh makna yang menyambut datangnya malam Lailatul Qadar di bulan Ramadhan.

Akar tradisi Ela-Ela tertanam jauh dalam sejarah Kesultanan Ternate. Konon, tradisi ini bermula dari masa Sultan Baabullah (1570-1583), raja yang terkenal dengan kejayaannya. Pada masa itu, Sultan Baabullah memerintahkan rakyatnya untuk menyalakan obor di malam-malam terakhir Ramadhan sebagai upaya menyambut malam Lailatul Qadar. Seiring waktu, tradisi ini berkembang menjadi ritual yang lebih kompleks dan sarat makna.

Menyibak Ritual Malam Ela-Ela

Source: Muhammad Sofyan Anshar

Malam Ela-Ela di Kesultanan Ternate bukan sekadar tradisi menyalakan obor. Tradisi ini merupakan perpaduan ritual adat dan keagamaan yang mencerminkan nilai-nilai luhur Kesultanan Ternate.

Ritual Ela-Ela biasanya dimulai pada malam ke-27 Ramadhan. Sejak sore hari, suasana Kesultanan Ternate mulai berubah. Warga sibuk menyiapkan obor dari bambu dan kain, dihiasi dengan berbagai warna dan motif.

Menjelang malam, obor-obor dinyalakan di berbagai penjuru Kesultanan Ternate. Cahaya obor yang berkelap-kelip bagaikan kunang-kunang raksasa yang menghiasi langit malam.

Prosesi Menuju Malam Seribu Bulan

Source: Muhammad Sofyan Anshar

Puncak tradisi Ela-Ela berlangsung di halaman Keraton Kesultanan Ternate. Sultan Ternate beserta para pembesar adat dan masyarakat berkumpul untuk mengikuti prosesi ritual.

1. Tabligh Akbar

Suasana malam semakin sakral dengan lantunan ayat suci Al-Quran dan ceramah agama yang disampaikan oleh para ulama. Tabligh akbar ini menjadi momen refleksi diri dan meningkatkan keimanan bagi umat Islam di Kesultanan Ternate.

2. Doa Bersama

Setelah tabligh akbar, dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin oleh Imam Masjid Sultan Ternate. Doa dipanjatkan memohon ampunan dosa dan rahmat Allah SWT, serta mengharapkan kemuliaan malam Lailatul Qadar.

3. Ziarah Makam Sultan

Rombongan kemudian bergerak menuju makam para Sultan Ternate. Di sana, mereka memanjatkan doa dan mengenang jasa para leluhur yang telah membangun Kesultanan Ternate.

4. Pembakaran Obor Raksasa

Puncak ritual Ela-Ela adalah pembakaran obor raksasa yang terletak di halaman Keraton Kesultanan Ternate. Api obor yang berkobar melambangkan semangat dan tekad umat Islam untuk meraih malam Lailatul Qadar.

5. Penyerahan Tanda Penghormatan

Tradisi Ela-Ela ditutup dengan penyerahan tanda penghormatan dari Sultan Ternate kepada para pembesar adat dan tamu undangan.

Malam Ela-Ela : Merajut Toleransi dan Kebersamaan

Source: Muhammad Sofyan Anshar

Lebih dari sekadar ritual, tradisi Ela-Ela menjadi simbol toleransi dan kebersamaan di Kesultanan Ternate. Tradisi ini diikuti oleh seluruh umat Islam, tanpa memandang suku, ras, dan golongan.

Cahaya obor yang berkelap-kelip di malam Ela-Ela bukan hanya menerangi langit malam, tetapi juga menerangi hati dan jiwa masyarakat Ternate. Tradisi ini menjadi pengingat bahwa di tengah keragaman, mereka tetap bersatu padu dalam menyambut malam Lailatul Qadar.

Itulah salah satu keunikan yang saya temukan di Ternate Maluku Utara yang tentunya sangat menarik untuk gali lagi lebih dalam mengenai ritual Malam Ela-Ela di Kesultanan Ternate ini. Tentunya selain cerita bagaimana saya bisa terpikat dengan Gohu Ikan pada pandangan pertama ketika menginjakkan kaki saya di Ternate yang sudah pernah saya jelaskan diartikel sebelumnya. Semoga satu waktu, saya bisa kembali berkunjung untuk mencari berbagai cerita menarik di kota rempah ini. Semoga..


Komentar

  1. Salah satu bentuk kekayaan budaya di Indonesia

    BalasHapus
  2. Betul mas, dan kita wajib melestarikan nya melalui tulisan tulisan kita

    BalasHapus
  3. Wah kearifan lokal yang begitu indah untuk dilestarikan

    BalasHapus
  4. wishlist bisa explore Ternate, banyak sejarah yang bisa dipelajari disana
    ternyata juga ada tradisi unik menjelang hari raya seperti ini, seru kalau bisa ikut merayakan bersama warga lokal

    BalasHapus
  5. Ternate tidore, 2 tempat ini msh bucket list ku banget 😍. Awalnya karena ada teman di sana. Tapi makin di baca wisata, kuliner dan sejarahnya, malah makin tertarik kesana 👍. Memang Ternate sendiri sudah kaya sejak jaman Kesultanan terdahulu ya mas.

    Syukurlah kalo budaya ela-ela ini masih dijalankan sampai skr. Dah lama banget padahal

    BalasHapus

Posting Komentar